Obat Asam Urat Yang Mujarab

Obat asam urat sebenarnya tidak ada yang mujarab, lalu apa dan bagaimana untuk menyembuhkannya secara tuntas ?

Gejala Asam Urat Atau Bukan ?

Ketika seseorang merasa nyeri atau linu di lutut, langsung disimpulkan sebagai gejala sakit asam urat. Benarkah demikian ?

Obat Asam Urat Tradisional Atau Jamu

Obat tradisional atau jamu merupakan bagian kebudayaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, juga obat tradisional untuk penyakit asam urat.

Gejala Penyakit Asam Urat Itu Biasanya Begini

Gejala penyakit asam urat bisa dialami oleh siapa saja, umumnya berupa pembengkakan di sendi ibu jari kaki disertai rasa nyeri. Penderita biasanya sampai terbangun karena rasa nyeri yang luar biasa.

Apotik Herbal Asam Urat

Halaman ini berisi informasi tentang obat-obatan asam urat yang berbahan herbal untuk alternatif pilihan penyembuhan secara aman dan alami.

Apa Obat Asam Urat Generik yang Dijual di Apotik ?

Apa saja obat untuk penyakit asam urat di apotik yang bisa berkhasiat sangat manjur karena dikonsumsi berdasarkan diagnosa dan dibeli dengan resep dari dokter ?

Obat Asam Urat Tradisional Daun Sambiloto

Obat Asam Urat Tradisional Daun Sambiloto

Daun Sambiloto ( Adrographis panniculata ) juga merupakan obat asam urat tradisional Nusantara, meskipun berasal dari India dan menyebar ke Thailand, semenanjung Malaya dan akhinya juga ditemukan di Jawa. Daun dan batang Sambiloto yang pahit ini dapat tumbuh pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini banyak tumbuh liar di pekarangan rumah, di tempat-tempat terbuka seperti ladang, di tepi jalan atau di tanah-tanah yang kosong.

Seperti tanaman obat tradisional lainnya, Sambiloto juga mempunyai nama berbeda di setiap daerah. Misalnya di Melayu disebut Sambilata, Sumatera Barat : Ampadu Tanah, Jawa : Sambiloto, Ki Pait, Bidara, Andiloto, Sunda : Ki Oray, Madura : Pepaitan, China : Chuan Xin Lien.

Sambiloto bisa tumbuh sampai setinggi 90 cm. Batangnya berbentuk segi empat dan memiliki cabang banyak. Bunganya berwarna putih atau ungu, tersusun berupa tandan yang tumbuh pada ujung-ujung tangkai dan terus berbunga sepanjang tahun. Sedangkan buahnya berbentuk memanjang sampai sekitar 1,5 cm dengan lebar 0,5 cm di pangkal dan ujung buah meruncing. Buah Sambiloto yang sudah matang berwarna hitam dan akan pecah menjadi empat keping.


Sambiloto mempunyai daun tunggal yang saling berhadap-hadapan, panjangnya 2-8 cm dan lebar 1-3 cm. Untuk bahan obat tradisional di Jawa, biasanya selain daun juga diambil batangnya dengan cara mencabut seluruh tanaman yang berusia hanya semusim itu. Tanaman ini memiliki kandungan beberapa senyawa flavanoid, alkane, keton, aldehid serta mineral kalium dan  natrium.

Kandungan yang dimiliki tanaman Sambiloto bisa dimanfaatkan untuk mencegah pembentukan radang, menurunkan panas badan (antipiretik), memperlancar air seni (diuretik), obat sakit perut, kencing manis, dan penawar racun. Sedangkan kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Karena itu, untuk mereka dengan tekanan darah rendah, disarankan mengkonsumsi awal dosis ringan, jika masih bereaksi pusing sebaiknya mengganti dengan obat tradisional lainnya.

Percobaan farmakologi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid. Daun Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus dengan cara merebus 10-15 lembar daun sampai mendidih,  setelah didinginkan air rebusan tersebut dapat diminum sebagai obat.

Keistimewaan tumbuhan yang sering dijumpai tumbuh liar di tepi jalan ini adalah dimilikinya kandungan andrographolide yang tidak terdapat pada tanaman lain. Selain itu Sambiloto juga mempunyai kandungan zat panicolin. Kedua kandungan ini secara spesifik  berfungsi untuk adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Sebuah perusahaan farmasi di AS sudah menggunakan Sambiloto sebagai salah satu obat untuk penderita HIV/Aids.

Ramuan Obat Asam Urat Tradisional Sambiloto untuk mengurangi peradangan
  • Sediakan 10 gram tanaman Sambiloto kering, 10 gram rimpang temulawak kering, 10 gram daun Komfrey kering dan 1 gram lada.
  • Setelah semua bahan dicuci bersih, rebus dengan 5 gelas air. Didihkan hingga menjadi 3 gelas lalu dinginkan.
  • Setelah disaring, air rebusan tersebut diminum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.


Obat tradisional asam urat lainnya :


Obat Asam Urat Tradisional Daun Sirsak

Obat Asam Urat Tradisional Daun Sirsak

Obat Asam Urat Tradisional yang juga dapat diandalkan sebagai penurun kadar asam urat dalam darah adalah daun dari pohon Sirsak (Annona Muricata). Tanaman asal Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini dibawa masuk ke Indonesia pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda.

Sebutan Sirsak adalah adopsi dari Bahasa Belanda “Zuurzak” yang artinya "kantung asam". Sehingga nama buah di berbagai daerah masih menyertakan nuansa Belanda. Misalnya di Jawa juga disebut Nangka Landa atau Nangka Belanda, Sunda : Nangka Walanda, Lampung : Jambu Landa, Palembang : Nangko Belando, Nias : Durio Ulondo. Sementara di daerah Minagkabau disebut sebagai Durian Betawi, Bali : Srikaya Jawa, Madura : Nangka Buris, Nangkelan, Aceh : Boh Lona.

Pohon Sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat sampai 1.000 meter di atas permukaan laut dan tinggi pohonnya bisa mencapai 9 Meter. Pohon Sirsak yang ditanam secara komersial, semata-mata untuk diambil daging buahnya sebagai bahan es juice atau es cream. Disamping itu juga digunakan sebagai pemberi aroma yang khas untuk makanan sejenis dodol.


Buah Sirsak berukuran 20-30 cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Daging buah sirsak berwarna putih dan berbiji warna hitam. Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, biasanya digunakan sebagai insektisida alami.

Manfaat Sirsak terbesar terletak pada daunnya. Daun sirsak ternyata banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. Kandungan senyawa ini merupakan senyawa yang banyak sekali manfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Penelitian yang dilakukan The National Cancer Institute Amerika pada tahun 1976 menemukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam batang, daun, dan ranting daun sirsak yang disebut annonaceous acetogenin, mampu menyerang dan melumpuhkan sel kanker.

Sekitar 20 tahun kemudian, beberapa penelitian yang dilakukan oleh Jerry L. McLaughlin, Nicholas H. Oberlies, Lu Zeng, dan Feng-E Wu dari Purdue University, Amerika, bekerjasama dengan Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menemukan bahwa annonaceous acetogenin bisa membedakan sel normal dan sel kanker, dan hanya membasmi sel kankernya saja

Bahkan senyawa itu mampu melumpuhkan sel kanker yang sudah resisten terhadap obat-obatan kimiawi. Annonaceous acetogenin bekerja dengan cara menghambat sekaligus merusak produksi adenine triphosphat (ATP), semacam sumber energi bagi pertumbuhan sel kanker. Karena kehilangan sumber untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sel-sel kanker itu akhirnya mati.

Pendapat banyak ahli yang mengatakan bahwa senyawa terkandung dalam daun sirsak bisa mengalahkan kemampuan obat kemoterapi memang tidak berlebihan. Secara empiris beberapa pengguna yang mengalami serangan kanker stadium awal bisa disembuhkan dengan mudah hanya dalam waktu beberapa minggu dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak.

Seorang teman dekat penulis pernah mengalami benjolan di payudara, setelah dilakukan biopsp dokter menyimpulkan bahwa benjolan tersebut sebagai kanker. Sehingga diputuskan agar kembali seminggu lagi untuk menjalani operasi. Tetapi kerabat dekatnya menyarankan agar mencoba meminum air rebusan daun sirsak, meskipun setengah tidak percaya saran tersebut dituruti.

Setelah selama seminggu mempersiapkan kondisi tubuh agar benar-benar prima, teman penulis kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan terakhir sebagai persiapan operasi. Hasilnya, benjolan tersebut ternyata telah lenyap ! Dokter pun sempat keheranan dan akhirnya bertanya secara mendetail mengenai ramuan dan dosis air rebusan daun sirsak yang dikonsumsi teman penulis.

Efek samping akibat penyesuaian metabolisme

Karena kandungan senyawanya yang luar biasa itu pula, disisi lain jika mengkonsumsi daun sirsak secara berlebihan bisa mengakibatkan beberapa efek samping yang tak dikehendaki, terutama akibat gangguan metabolisme tubuh. Berbagai enzim dan hormon yang sudah terbiasa bekerja dengan sistem sehari-hari akan bereaksi ketika menerima asupan senyawa dari daun sirsak. Beberapa efek samping tersebut adalah :

Badan merasa gerah dan tidak nyaman

Efek yang paling ringan dan biasa dialami oleh mereka yang baru mengkonsumsi daun sirsak biasanya merasa gerah, seluruh badan terasa panas dan berkeringat tetapi berbeda dengan yang dirasakan seperti misalnya pada musim panas atau sedang berada di ruang tanpa ventilasi. Hal ini disebabkan karena proses metabolisme mengalami perubahan dan harus menyesuaikan diri ketika menyerap senyawa daun sirsak. Meskipun merupakan efek yang paling ringan, tetapi sangat mengganggu karena merasa tak nyaman dalam melakukan aktivitas.

Kepala pusing

Untuk yang cenderung memiliki tekanan darah rendah, saat pertama kali mengkonsumsi air rebusan daun sirsak meskipun tidak pekat karena tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh, reaksi yang sering terjadi adalah merasa pusing. Untuk sementara konsumsi dapat dihentikan atau buat air rebusan yang lebih jernih agar konsentrasinya berkurang.

Naiknya asam lambung

Efek yang paling banyak dialami juga terjadi ketika lambung yang berfungsi sebagai salah satu saluran pencernaan dalam tubuh menerima senyawa dari daun sirsak. Asam yang dihasilkan lambung untuk membantu pencernaan akan naik, hal ini menyebabkan makanan terdorong kembali ke atas dan menimbulkan rasa mual dan tak nyaman. Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan menambah konsumsi jenis makanan yang tidak bereaksi merangsang asam lambung.

Banyak kehilangan cairan tubuh

Pada saat menerima senyawa yang terdapat dalam daun sirsak, tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan semua racun melalui keringat dan urine. Kondisi ini yang berbeda dari biasanya ini akan mengakibatkan keseimbangan cairan dalam tubuh mengalami gangguan sehingga tubuh Anda memerlukan cairan yang lebih banyak. Kekurangan cairan tubuh secara ekstrim bisa mengakibatkan badan menjadi lemah dan bisa pingsan. Cara paling mudah untuk mengatasinya adalah minum air putih lebih banyak dari biasanya.

Daun sirsak memang banyak digunakan untuk perawatan kanker dan beberapa penyakit lain. Namun efek samping yang muncul setelah minum air rebusan daun sirsak juga membuat rasa takut. Belum dipublikasikannya secara resmi pemanfaatan daun sirsak melalui uji klinis, selain berdasarkan pengalaman para pengguna merupakan faktor yang harus dipertimbangkan secara kritis dalam mengkonsumsi daun sirsak.


Sediakan 6 hingga 10 lembar daun sirsak dipetik pada baris ke 4 sampai tujuh dari ranting.  Cuci sampai bersih kemudian potong atau dirajang, lalu rebus dua gelas air dan biarkan sampai mendidih hingga airnya tersisa satu gelas. Minum dua kali sehari setelah makan.

Untuk yang cenderung memiliki tekanan darah rendah, dosis dapat dikurangi dengan menyisakan air rebusan tiga per empatnya apabila merasa pusing setelah minum ramuan tersebut.


Obat tradisional asam urat lainnya :

Obat Asam Urat Tradisional Daun Kumis Kucing

Obat Asam Urat Tradisional Daun Kumis Kucing

Kumis Kucing merupakan salah satu tanaman untuk bahan obat tradisional asam urat yang cukup terkenal di Indonesia. Selain itu, Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus) juga digunakan untuk menanggulangi berbagai penyakit. Cara paling mudah untuk mengenal tanaman ini adalah dengan melihat bunganya, secara sekilas sudah mengesankan sebagai kumis seekor kucing, meski sedikit agak rimbun dan tebal.

Tanaman ini berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia termasuk Indonesia dan ke selatan ke Australia. Kumis Kucing biasa tumbuh dibawah sinar matahari penuh, nauangan atap atau tumbuhan lain yang lebih besar bisa mengurangi kadarekstrak daun. Karena itu untuk digunakan sebagai bahan obat sebaiknya pilih daun yang terkena sinar matahari langsung sepanjang hari.


Helai daun Kumis Kucing berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya. Daunnya berukuran  panjang antara 1 hingga 10 Cm dengan lebar antara,75 hingga 1,5 Cm.Sebagai bahan obat, daun yang dipilih biasanya setelah ketiga dari pucuk hingga dau ketujuh. Karena pada urutan tersebut semua zat yang diperlukan telah terbentuk.

Tanaman Kumis Kucing dapat tumbuh dengan baik di lokasi dengan ketinggian antara 500 hingga 1.200 di atas pemukaan laut dalam suhu udara yang sedang sampai panas. Kumis kucing merupakan tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan dengan berbagai nama daerah, seperti : Kidney Tea, Java Tea (Inggris), Giri-giri marah (Sumatera), Kumis Kucing (Sunda), Remujung (Jawa) dan Se-salaseyan, Songkot Koceng (Madura).

Garam kalium dalam daun Kumis Kucing ini memiliki khasiat melarutkan batu ginjal, kandungan sinsetin-nya bersifat sebagai antibakteri. Tanaman ini juga mengandung senyawa orthosiphonin glikosida. Sifat diuretik tanaman ini berguna untuk membantu tubuh membuang kelebihan asam urat lewat urin.

Ramuan Kumis Kucing sebagai obat Asam Urat yang bekerja menurunkan kadar asam urat dalam darah.

10 gram daun Kumis Kucing yang telah dikeringkan atau 20 gram daun yang masih basah (baru dipetik) yang dicuci bersih. Siapkan 10 gram Meniran kering atau 20 gram basah, 10 gram Sawi Tanah kering atau 20 gram basah, 15 gram Jahe Merah kering atau 30 gram basah, dan 10 gram Kapulaga kering.

Memarkan Jahe Merah dan campurkan dengan semua bahan, rebus dalam satu liter air hingga tersisa setengahnya. Minum pagi, siang dan sore hari dengan ukuran tiga per empat gelas (150 ml) atau minum dua kali sehari masing-masing 200 ml.


Obat tradisional asam urat lainnya :

Obat Asam Urat Probenesid, Alternatif Lain Allopurinol

Obat Asam Urat Probenesid, Alternatif Lain Allopurinol

Obat asam urat Probenesid juga cukup dikenal selain Allopurinol. Obat ini termasuk golongan urikosurik atau obat untuk menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Probenesid digunakan untuk menurunkan asam urat dalam darah atau hiperurisemia, sehingga mencegah kemungkinan serangan radang pada sendi-sendi tubuh.

Agar Probenesid bekerja dengan efektif, dibutuhkan fungsi ginjal normal dan terapi yang dimulai dengan dosis rendah untuk menghindari efek urikosuria dan terbentuknya batu urat. Seperti obat generik Allopurinol atau Febuxostat, obat ini tidak berguna mengatasi serangan klinis bahkan bisa meningkatkan frekuensi serangan pada awal terapi.

Probenesid juga digunakan untuk mencegah atau mengobati masalah medis lainnya yang mungkin terjadi jika kandungan asam urat terlalu banyak dalam tubuh. Probenesid kadang-kadang digunakan dengan beberapa jenis antibiotik agar lebih efektif dalam pengobatan infeksi. Obat asam urat yang diproduksi dalam bentuk sediaan tablet ini hanya dijual di apotik dan hanya boleh dibeli dengan resep dokter.

Jika penderita mengkonsumsi aspirin atau salisilat lainnya secara bersamaan dengan Probenesid, maka akan dapat berakibat mengurangi fungsi Probenesid. Seberapa besar pengaruh tersebut akan tergantung pada dosis aspirin atau salisilat lainnya yang dikonsumsi, dan seberapa sering digunakan.

Sebaliknya, pemakaian Probenesid secara bersamaan dengan obat-obat tertentu bisa memperkuat efek dari obat-obatan tersebut, diantaranya adalah barbiturat, benzodiazepin, dapson, zidovudin, klofibrat, penisilamin, sulfonilurea atau heparin. Karena itu, pengguna Probenesid sebaiknya selalu melakukan kontrol dan berkonsultasi dengan dokter jika akan menggunakan obat lain untuk menghindari  efgek yang tidak diinginkan.

Minum alkohol terlalu banyak juga dapat mengurangi fungsi Probenesid. Bagi para penderita diabetes, penggunaan Probenesid dapat menyebabkan hasil tes urin menjadi tidak valid.


Obat Asam Urat yang Dijual di Apotik :

Obat Asam Urat Tradisional Daun Salam

Obat Asam Urat Tradisional Daun Salam

Daun Salam (Syzygium Polyanthum) lebih populer di dunia kuliner sebagai daun aromatik pelengkap bumbu masakan. Tak hanya sebatas negara-negara di Asia Tenggara, daun salam yang dikeringkan sebagai bumbu rempah juga digunakan chef dari Amerika dan Eropah.

Manfaat daun salam sebagai bumbu masakan terutama untuk menambah aroma dan menonjolkan rasa. Masakan berkuah hingga masakan rendang, tumisan, dan lain-lain selalu menyertakan daun salam sebagai bumbu pelengkap. Umumnya daun digunakan dalam keadaan kering dengan cara dimasukkan utuh ke dalam masakan.

Di berbagai daerah Salam memiliki nama yang berbeda-beda, diantaranya di Melayu : Ubar Serai, Sunda : Gowok, Madura : Salam, Kangean: Kastolam, Jawa: Salam, Manting, dan di Sumatera: Meselengan. Sedangkan di Malaysia disebut Samak, Kelat atau Serah. Dalam bahasa Tionghoa disebut Duo hua pu tao

Pohon Salam dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter terdapat di negara-negara di Asia Tenggara, tumbuh liar di hutan-hutan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Kayu pohonnya berwarna coklat jingga kemerahan dan bisa dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang pohon Salam mengandung tanin, biasanya digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional.

Bunga Salam muncul di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunganya berukuran kecil dan berbau harum, berbilangan-4; kelopaknya berbentuk seperti mangkuk dengan panjang sekitar 4 mm. Buah salam yang masak berwarna merah kecoklat-coklatan, berbau harum dan bisa dimakan.


Taksonomi daun Salam sebagai obat Asam Urat

Kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan ini adalah saponin, flavonoida, alkaloida, polifenol dan tanin, minyak atsiri, sitral, eugenol, seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, lakton, dan karbohidrat. Beberapa senyawa seperti minyak atsiri, tannin, dan flavonoid yang banyak terdapat dalam daun salam tersebut dapat menurunkan kadar asam urat dengan jalan menghambat kerja ezim xantin oksidase sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat

Selain itu daun salam juga mengandung beberapa vitamin, di antaranya vitamin C, vitamin A, thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat. Bahkan mineral seperti selenium terdapat di dalam kandungan daun salam.

Bagian utama yang dimanfaatkan dari tumbuhan salam adalah daun, selain itu, kulit batang, akar, dan buah juga berkhasiat sebagai obat. Selain untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah, daun salam juga dapat digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare.

Daun Salam berklasifikasi sebagai daun tunggal yang terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk lanset, 5-16 x 2,5–7 cm, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus. Dalam daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen eugenol dan methyl chavicol.

Efek samping daun salam

Dengan kandungan yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit asam urat, pemakaian daun salam sebagai ramuan herbal jika dikonsumsi secara berlebihan bisa mengakibatkan beberapa efek samping yang tak diharapkan. Meskipun masih sebatas empiris dan belum dilakukan penelitian medis, tetapi beberapa efek samping pemakaian daun salam secara berlebihan sepatutnya dihindari. Beberapa efek samping tersebut adalah:

Memicu kambuhnya penyakit asma. Pada umumnya jumlah daun salam yang dipergunakan untuk obat asam urat masih dalam batas wajar dan tidak memberikan efek pada penderita asma. Kecuali untuk mereka yang terlalu sensitif,  daun salam mungkin bisa memicu kambuhnya penyakit asma.

Efek samping lainnya disebabkan oleh senyawa daun salam yang sulit dicerna oleh tubuh, proses pencernaan yang lambat tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan efek mempersulit proses buang air besar. Hal ini biasanya dialami oleh pengguna obat herbal yang mengkonsumsi daun salam dalam jumlah besar, khususnya para penderita hipertensi.

Wanita hamil atau menyusui sebaiknya tidak mengkonsumsi obat yang terbuat dari daun salam, karena dikhawatirkan membahayakan janin dalam kandungan. Sementara bagi ibu yang menyusui dikhawatirkan kualitas air susunya akan menurun dan berpengaruh terhadap bayi yang sedang disusui. 

Memang belum dilakukan penelitian ilmiah tentang hal itu, tetapi secara empiris pernah terjadi pada beberapa wanita akibat alergi  terhadap zat-zat tertentu yang terkandung dalam daun salam. Alergi tersebut terjadi karena pemakaian daun salam dalam konsentrasi tinggi.

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya efek samping yang tak diharapkan itu dapat dilakukan dengan mengganti daun salam dengan tanaman obat tradisional lainnya, atau mengkombinasikan dengan bahan-bahan herbal lainnya yang juga mudah ditemukan dalam keanekaragaman alam flora Indonesia.


Dalam suatu artikel pernah disebutkan tentang efek daun salam yang bisa mengakibatkan ketagihan, terutama jika dicampurkan dalam masakan. Akibatnya, daun tersebut harus selalu digunakankan dalam setiap masakan. Pada kenyataannya memang daun salam mampu memperkuat aroma dan menambah cita rasa masakan. Keharusan untuk memakai daun salam bukan karena ketagihan seperti pada penyalahgunaan narkoba, melainkan karena tanpa daun salam masakan menjadi kurang sedap, sehingga kurang mantap untuk disantap.

Kecuali menambah cita rasa masakan, efek berlebihan dari daun Salam tidak perlu dikhawatirkan karena pemakaiannya yang hanya satu atau dua lembar untuk sepanci masakan. Sehingga tidak akan terjadi konsentrasi tinggi dan tidak akan menimbulkan efek negatif seperti jika digunakan dalam jumlah besar.


Cara memilih daun Salam

Daun salam atau daun apa pun dengan efek optimal adalah daun yang tidak terlalu muda yang berada di bagian ujung dahan, juga daun yang tidak terlalu tua yang terletak pada pangkal dahan. Karena itu kebanyakan orang menyarankan untuk memetik daun yang berada di urutan 4 ke atas.


Daun salam dari pohon usia 2 tahun lebih
Susunan daun pada pohon Salam yang berusia diatas 2 tahun

Pada daun yang masih muda dan belum berkembang secara sempurna, bertambahnya jumlah sel masih sedang berada dalam proses, maka kandungan senyawa yang dimilikinya pun masih dalam perkembangan dan belum mencapai puncak optimal. Sedangkan pada daun yang terletak pada pangkal tangkai sudah mulai mengalami proses penuaan dengan terjadinya penyusutan struktur. Proses ini juga mempengaruhi kualitas zat-zat bermanfaat yang dikandungnya.

Pilihlah daun salam dari pohon yang berusia sedikitnya dua tahun. Selanjutnya petik daun salam di waktu pagi dalam kondisi yang masih segar karena masih belum sepenuhnya terkena sinar matahari.

Cara mengeringkan daun Salam

Letakkan daun salam di atas niru, susun baik-baik setiap daun agar tidak saling menumpuk atau bersentuhan. Taruhlah di ruangan yang bersih, kering dan memiliki sirkulasi udara yang memadai karena proses pengeringan ini mengandalkan udara kering.


Proses pengeringan daun salam sebagai obat asam urat
Daun salam yang dikeringkan dengan benar dan yang salah

Setelah itu diamkan beberapa hari, berapa lama tepatnya tergantung pada tingkat kekeringan dan sirkulasi udara di ruangan tersebut. Apabila bagian atas sudah kering, balikkan daun satu per satu agar seluruhnya bisa kering secara sempurna. 

Dengan pengeringan secara alami ini zat-zat penting dari daun salam bisa tetap dipertahankan. Tetapi jika dilakukan pengeringan secara cepat dengan cara dijemur dibawah sinar matahari langsung atau dimasukkan dalam oven, bukan hanya airnya yang hilang juga senyawa-senyawa yang diperlukan sebagai obat akan ikut berkurang. Akibatnya pemakaian daun salam kering sebagai obat akan menjadi kurang efektif.

Cara menyimpan daun Salam

Untuk menyimpan daun Salam segar, sebaiknya dicuci bersih terlebih dulu, kemudian tiriskan sampai benar-benar kering. Setelah itu beberapa helai daun, misalnya setiap 10 lebar ditumpuk, dibungkus kertas dan dibungkus lagi dengan kertas aluminum foil dan masukkan ke dalam kulkas. Kertas bungkus yang pertama untuk menghindari daun Salam bersentuhan dengan aluminum foil sehingga bisa berubah warna menjadi hitam kecoklatan.

Khasiat daun Salam kering, apabila dikeringkan dengan cara yang benar tidak berbeda dengan khasiat daun Salam dalam keadaan segar. Disamping itu cara penyimpanan daun Salam kering harus dilakukan dengan benar agar kualitasnya tetap terjaga.

Cara menyimpannya sangat mudah, susun daun salam kering dalam stoples, kemudian simpan di tempat yang kering. Hindari menyimpan di tempat yang lembab, karena kelembapan tersebut bisa memicu tumbuhnya jamur dan berakibat merusak kualitas daun.

Meramu Daun Salam menjadi Obat Asam Urat

Rebus 10 -15 lembar daun salam segar atau yang kering dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

Kandungan senyawa yang terdapat dalam daun Salam akan menurunkan kadar asam urat dengan jalan menghambat kerja ezim xantin oksidase sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat.

BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) pernah melakukan penelitian preklinis terhadap daun salam, dan hasilnya disimpulkan bahwa daun salam mampu menurunkan kadar asam urat. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Departemen Kimia, Fakultas MIPA, IPB pada tahun 2008, hasilnya tak berbeda, ekstrak daun salam mampu menghambat proses xantin oksidase, yakni aktivitas metabolisme yang menyebabkan peningkatan asam urat.

Pemakaian esktrak air daun salam sebagai obat tradisional tidak berbeda dengan mengkonsumsi allopurinol, obat generik terpopuler yang paling banyak digunakan kalangan penderita asam urat. Hasil penelitian itu juga membedakan manfaat daun salam dibandingkan dengan kebanyakan obat-obatan herbal yeng lebih berkhasiat sebagai analgesik dan anti inflamasi, bukan untuk menghambat pembentukan asam urat.

Daun Salam dalam kemasan siap konsumsi

Karena khasiat daun Salam sebagai obat tradisional atau jamu telah teruji secara empiris, sedikitnya selama 180 tahun, maka banyak produsen yang mengolahnya agar lebih mudah dikonsumsi. Salah satu obat herbal yang hanya menggunakan daun salam sebagai bahan utamanya, tanpa dikombinasikan dengan bahan lain dan diolah sesuai dengan Quality Management System ISO 9001 serta persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) adalah SARAT.

Ekstrak daun Salam dalam kemasan kapsul ini diproduksi oleh PT. Industri Jamu Borobudur dan telah terdaftar di Badan POM dengan Nomor POM TR 072 374 551. Khasiatnya terutama untuk membantu meredakan nyeri pada persendian yang notabene merupakan salah satu gejala asam urat tinggi.


Produk obat asam urat dari bahan daun salam
Link ke produk obat asam urat dari daun Salam

Produk obat tradisional lainnya yang dikemas agar mudah dikonsumsi adalah Teh Celup Daun Salam. Produk ini merupakan kombinasi antara daun Salam dan daun teh pilihan untuk tetap memelihara aroma dan rasa teh agar tak merasa asing saat dikonsumsi. Sedangkan cara mengkonsumsinya tidak berbeda dengan teh celup biasa, tinggal masukkan sachet pada gelas atau cangkir yang diisi air panas. Teh daun Salam pun siap dikonsumsi seperti layaknya minuman saat bersantai di sore hari.


Obat tradisional asam urat lainnya :

Obat Asam Urat Febuxostat

Obat Asam Urat Febuxostat

Febuxostat adalah alternatif lain dari Allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah paska pengobatan asam urat akut atau Gouty Arthritis. Obat yang diproduksi dibawah beberpa merk dagang ini telah disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA) untuk pengelolaan kronis hyperuricemia dari gout pada tahun 2009.

Berbeda dengan Allopurinol yang dimetabolisme ginjal, Febuxostat dimetabolisme melalui hati, mengalami konyugasi oleh glukoroniltransferase uridine difosfat dan oksidasi oleh enzim CYP dan Non-CYPP450. Karena itu Febuxostat mjemiliki keunggulan jika digunakan untuk penderita gangguan fungsi ginjal ringan tanpa melakukan penyesuaian dosis, tetapi sebelum menggunakan febuxostat, penderita harus melakukan tes fungsi hati.

Dibandingkan pemakaian Allopurinol, dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal harus diturunkan, sehingga pencapaian sasarannya menjadi kurang efektif. Hasil studi yang dilakukan Becker dkk dan dipublikasikan di New England Journal of Medicine (2005), menunjukkan bahwa pemberian Febuxostat dan Allopurinol selama satu tahun memberi hasil yaitu Febuxostat 80 mg dan 120 mg lebih efektif daripada Allopurinol 300 mg dalam menurunkan kadar asam urat hingga di bawah 6 mg/dl.

Untuk kontraindikasinya Febuxostas tidak boleh digunakan oleh penderita yang juga menggunakan obat azthioprine, mercaptopurin atau teofilin. Karena Febuxoztat menghambat metabolisme obat-obatan tersebut.

Meskipun di banyak penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar asam urat dalam darah dengan menggunakan Febuxostat lebih efektif dibandingkan dengan Allopurinol, tetapi harga Febuxostat lebih mahal karena tidak memiliki ketersediaan dalam bentuk generik seperti Allopurinol yang dapat dibeli di setiap apotik.


Obat Asam Urat yang Dijual di Apotik :

Bagaimana Pengobatan Asam Urat Secara Medis ?

Pengobatan Asam Urat Secara Medis

Pengobatan asam urat secara medis dilakukan dokter dalam tiga aspek. Pertama, tindakan untuk menghilangkan rasa sakit yang hebat dengan memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (parasetamol) atau analgesik lain yang lebih kuat, pilihan tersebut tergantung diagnosa dokter terhadap tingkat rasa sakit yang sedang dialami penderita Gouty Arthritis tersebut.

Kedua, bersamaan dengan proses berkurangnya rasa sakit tersebut, dilakukan pengobatan yang bersifat mengurangi peradangan sendi dengan memberikan anti-inflammatory drugs (NSAIDs), colchicine, dan kortikosteroid. Agar kondisi bagian tubuh yang mengalami sakit secara berangsur-angsur dapat pulih kembali seperti semula.

Ketiga adalah tahap pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah penderita. Pengobatan ini bersifat jangka panjang dan hanya akan dilakukan jika peradangan yang dialami penderita telah reda. Proses ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pembuangan asam urat melalui ginjal yang dikeluarkan dalam urin, atau dengan cara mencegah produksi asam urat.

Obat yang biasa digunakan untuk meningkatkan pembuangan asam urat dalam urin adalah Probenesid (Benemid) dan Sulfinpyrazone (Anturane). Karena obat ini dapat menyebabkan batu ginjal, maka ketika mengkonsumsinya harus disertai dengan minum air putih cukup banyak agar dapat mempercepat keluarnya asam urat dari saluran kencing dan mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal. Obat ini tidak direkomendasikan untuk penderita yang memiliki riwayat batu ginjal.

Sedangkan obat yang biasa digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara mencegah produksi asam urat adalah Allopurinol. Meskipun pengobatan secara medis ini populer di kalangan para penderita Gouty Arthritis, tetapi juga dapat menimbulkan efek samping pada ginjal dan bisa menimbulkan efek kerusakan hati.

Obat yang sejenis adalah Febuxostat. Selain mencegah produksi asam urat Febuxostat telah terbukti lebih efektif dalam menyusutkan timbunan tophi yang terbentuk dari kristal asam urat. Febuxostat yang penggunaannya diijinkan oleh US Food and Drug Administration (FDA) untuk pengelolaan kronis hyperuricemia dari gout pada tahun 2009 ini, tidak secara signifikan dimetabolisme oleh ginjal. Karena itu dianggap lebih aman digunakan oleh penderita dengan riwayat batu ginjal.

Menggunakan obat-obatan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah sebaiknya juga disertai dengan melakukan pemeriksaan kadar asam urat dan tes fungsi hati secara teratur. Cara terbaik menurunkan kadar asam urat adalah pantang mengkonsumsi jenis-jenis makanan yang mengandung purin tinggi, sehingga kadar asam urat dalam darah juga menurun secara alamiah.


Artikel terkait dengan Obat Asam Urat :

Obat Asam Urat Generik Allopurinol


Allupurinol adalah obat generik yang paling populer digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah sebagai terapi lanjutan bagi penderita Gouty Arthritis atau Asam Urat. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.

Kebanyakan pasien mulai mengkonsumsi Allopurinol dengan dosis 100 mg/hari. Untuk pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal Allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam. Dosis menurunkan urat serum menjadi normal pada 85% pasien. Respon terhadap allopurinol dapat dilihat sebagai penurunan kadar urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum setelah 7-10 hari.

Efek samping dijumpai pada 3-5% pasien sebagai reaksi alergi/hipersensitivitas. Sindrom toksisitas allopurinol termasuk ruam, demam, perburukan insufisiensi ginjal, vaskulitis dan kematian. Sindrom ini lebih banyak dijumpai pada pasien lanjut usia dengan insufisiensi ginjal dan pada pasien yang juga menggunakan diuretik tiazid.

Erupsi kulit adalah efek samping yang paling sering, lainnya adalah hepatotoksik, nefritis interstisial akut dan demam.Reaksi alergi ini akan reda jika obat dihentikan. Jika terapi dilanjutkan, dapat terjadi dermatitis-eksfoliatif berat, abnormalitas hematologi, hepatomegali, jaundice, nekrosis hepatik dan kerusakan ginjal.

Allopurinol biasanya ditoleransi dengan baik, Efek samping yang terjadi pada 2% pasien biasanya disebabkan karena dosis yang tidak tepat terutama pada pasien dengan kelainan fungsi ginjal. Karena itu fungsi ginjal harus dicek sebelum terapi allopurinol mulai diberikan dan dosis disesuaikan.

Benzbromarone

Alternatif pengobatan untuk penderita dengan penurunan fungsi ginjal moderat atau yang  hipersensitif terhadap Allopurinol adalah pemberian Benzbromarone  dengan dosis 100 mg/hari.  Tetapi penggunaannya sebagai obat asam urat dalam fungsinya menurunkan kadar asam urat dalam darah harus dimonitor secara ketat karena dikaitkan dengan kejadian hepatoksik berat.

Febuxostat

Alternatif lainnya adalah Febuxostat yang pada studi awal menunjukkan bahwa obat ini dapat ditoleransi dengan  baik oleh penderita gout sampai 4 minggu. Febuxostat adalah non purin xantin oxidase inhibitor yang dikembangkan untuk mengatasi kadar asam urat tinggi pada gout.

Obat lain yang dijual di apotik untuk meningkatkan pembuangan asam urat dalam urin adalah Probenesid (Benemid) dan Sulfinpyrazone (Anturane). Karena obat ini dapat menyebabkan batu ginjal, maka obat ini tidak direkomendasikan untuk penderita yang memiliki riwayat batu ginjal.


Obat Asam Urat yang Dijual di Apotik :

Gejala Asam Urat Atau Bukan ?

Nyeri di lutut bisa disebabkan oleh Rheumatoid Arthritis

Gejala asam urat atau bukan ? Pertanyaan ini sering mengusik banyak orang saat kakinya terasa nyeri dan linu, karena Asam Urat sering diartikan sebagai nama penyakit dengan timbulnya gejala tersebut, terutama di bagian kaki. Sehingga ketika seseorang merasa nyeri atau linu di lutut, langsung disimpulkan sendiri sebagai gejala sakit asam urat. Ironisnya, dengan kesimpulannya itu lalu mengkonsumsi obat asam urat yang pernah dibaca pada iklan di berbagai media cetak maupun online.

Banyaknya iklan obat herbal yang menawarkan obat sakit asam urat (yang gejalanya terlanjur dipahami sebagai rasa nyeri atau linu) seringkali membuat masyarakat menafsirkan bahwa jika mengalami gejala tersebut, maka yang bersangkutan menderita penyakit asam urat dan langsung diobati sendiri dengan obat herbal (padahal sebagian ternyata mengandung bahan kimia sintetis),  sehingga dilarang beredar oleh BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan)

Pilihan tersebut umumnya didasarkan pada pertimbangan lebih hemat secaraekonomis. Kalau untuk memeriksakan diri ke dokter akan mengeluarkan biaya lebih banyak, apalagi jika obat dari resep dokter yang harus dibeli di apotik biasanya mahal. Padahal sebenarnya ada obat asam urat generik yang harganya jauh lebih murah tetapi khasiatnya sama.

Sedangkan untuk menggunakan obat asam urat tradisional, seperti jamu yang dibuat langsung dari berbagai tumbuhan, selain kurang praktis juga sulit mendapatkan bahan-bahannya. Apalagi jika penderita tinggal di daerah perkotaan yang jauh dari sawah, lahan perkebunan atau tepian hutan dimana tumbuh-tumbuhan tersebut banyak dijumpai.

Rasa nyeri atau linu di lutut bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, diantaranya : Trauma atau infeksi urat dan sendi lutut, Osteoarthritis atau pengapuran tulang, Obesitas atau kegemukan, Rheumatoid Arthritis atau kelainan sistem kekebalan tubuh dan kelainan darah, dan lain-lain termasuk Asam Urat. Secara keseluruhan terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik yang gejalanya mirip satu sama lain sehingga sulit dibedakan.

Peradangan pada Rheumatoid Arthritis bisa menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan yang mirip dengan dialami oleh penderita asam urat. Akibat dari peradangan ini juga tak kalah “seramnya” jika dibandingkan senganakibat asam urat, yakni bisa menyebabkan hilangnya fungsi sendi karena kerusakan tulang dan tulang rawan yang bisa berujung pada kecacatan permanen.

Di Indonesia, diperkirakan 0,1 - 0,3 persen penduduk menderita Rheumatoid Arthritis. Bila tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sendi. Penyakit ini juga bisa menyebabkan berbagai gangguan pada organ lain, misalnya jantung dan meningkatkan risiko keganasan pada penyakit lain.

Jadi, sangat tidak bijak jika berdasarkan gejala itu lalu disimpulkan sebagai penyakit asam urat.


Nyeri di lutut tidak selalu gejala asam urat

Pengertian asam urat disini adalah kadar asam urat tinggi dalam darah atau disebut Hiperurisemia. Akibatnya kelebihan asam urat dalam darah tersebut akan terakumulasi dan mengendap di dalam urat dan jaringan lunak di bawah kulit. Endapan kristal asam urat inilah yang menimbulkan tanda-tanda peradangan seperti rasa sakit, rasa panas, kemerahan dan bengkak pada urat atau sendi lutut. Penyakit ini disebut Gout atau Gouty Arthritis, atau bahasa gaulnya Asam Urat.

Kesimpulannya, karena nyeri atau linu di lutut bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, maka bukan mutlak gejala penyakit Gout atau Gouty Arthritis yang terlanjur disebut sebagai penyakit asam urat. Gout atau Gouty Arthritis memiliki gejala yang lebih spesifik. Untuk memastikan dan melakukan pencegahan dini perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah di laboratorium atau cukup ke dokter karena sekarang sudah ada perangkat lab portable.


Artikel terkait dengan Obat Asam Urat :

Obat Asam Urat Tradisional Atau Jamu

Obat Asam Urat Tradisional

Obat Asam Urat Tradisional dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar di Indonesia. Obat ini lebih dikenal masyarakat sebagai jamu yang mulai ketersediaan hingga pengolahannya pun masih dilakukan secara tradisional. Sejalan dengah perkembangan teknologi, kini jamu sudah diolah secara modern dan diproduksi massal oleh perusahaan-perusahaan obat. Istilahnya pun juga seringkali berubah dengan sebutan obat herbal.

Obat tradisional yang sifatnya hanya untuk memelihara stamina dan kesehatan tubuh masih bisa diperoleh dari penjual jamu gendong yang saat ini meskipun terbilang unik, tetapi masih bisa dijumpai di kota-kota besar di Jawa. Diantara jamu racikan sendiri yang digendong tersebut, kadang-kadang dijual pula jamu yang sudah diolah secara modern.

Penjual obat tradisional atau jamu gendong
Citra Wahidahtul Janah, mahasiswi yang membiayai kuliahnya dari menjual jamu gendong

Obat tradisional lebih mengacu pada pengertian terhadap pengolahannya yang masih dilakukan secara tradisional. Bahan-bahan obat tradisional biasanya dijual di pasar-pasar tradisional yang secara khusus menjualnya dalam keadaan kering, sedangkan untuk tumbuh-tumbuhan yang diperlukan dalam keadaan segar biasanya diperoleh dengan mencarinya di daerah pedesaan atau di tepi-tepi hutan.

Karena proses penyediaan bahannya yang sulit dilakukan, para penggemar jamu atau pengguna obat tradisional kini banyak yang beralih mengkonsumsi obat-obatan herbal atau jamu produksi pabrik. Untuk pengobatan yang terbilang penyakit berat, sebagian orang masih percaya khasiat obat tradisional hasil olahan sendiri. Jamu di kalangan tertentu masih memiliki pengaruh psikologis yang kuat untuk berbagai pengobatan penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis dengan obat-obatan modern.

Obat asam urat tradisional merupakan racikan dari berbagai bahan yang resepnya merupakan warisan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Khasiat obat tradisional atau jamu didasarkan pada bukti empiris oleh nenek moyang sejak digunakannya untuk menyembuhkan sakit mereka, beberapa ratus tahun yang lalu.

Obat tradisional atau jamu merupakan bagian kebudayaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sekaligus menjadi alternatif bagi pengobatan murah. Karena itu obat-obatan tradisional diarahkan untuk menjadi obat yang dapat diterima dalam pelayanan kesehatan formal. Kini sudah banyak dokter yang menyarankan pasien untuk menggunakan obat-obatan tradisional. Termasuk obat untuk penyakit asam urat.


Terkait artikel Obat Asam Urat Tradisional :

Obat Asam Urat Dari Bahan Herbal

Obat Asam Urat Dari Bahan Herbal

Obat asam urat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan. Pengertian herbal mengacu pada tumbuh-tumbuhan perdu, tetapi di kalangan dunia pengobatan istilah herbal diartikan secara lebih luas, termasuk segala jenis tumbuhan dan bagian-bagiannya yang yang mengandung bahan aktif sebagai obat.

Istilah obat herbal juga sering digunakan terhadap obat tradisional atau jamu yang telah diproses secara modern oleh pabrik farmasi kemudian dipasarkan dalam kemasan yang tidak berbeda dengan obat-obatan modern, bisa dalam bentuk tablet atau cairan. Beberapa industri kecil juga memproduksi obat-obatan herbal dengan merk dan nama pilihan mereka sendiri yang kemudian dipasarkan secara lokal.

Secara umum obat-obatan berbahan herbal memang lebih banyak memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan obat yang berbahan dasar zat kimia sintetis. Obat herbal tidak mengakibatkan efek samping, hal ini telah dibuktikan secara empiris pada pengobatan yang menggunakan obat tradisional atau jamu.

Logikanya, jika konsumsi jamu menimbulkan efek samping maka selanjutnya tentu tidak akan digunakan lagi. Obat tradisional yang bertahan sampai sekarang sebagai suplemen, misalnya beras kencur, kunir asam atau temulawak sampai saat ini masih banyak dikonsumsi dan karena itu sesuai dengan tuntutan jaman, jamu tersebut diproduksi secara modern.

Dibuat dari bahan-bahan alami, obat herbal tidak mengandung racun bila dibandingkan dengan obat yang diracik dari bahan kimia. Racikan racun dengan dosis yang tepat tersebut memang ditujukan pada bagian tubuh yang sedang sakit, sehingga reaksinya pun berlangsung cepat dan pasien bisa cepat disembuhkan. Tetapi di saat yang sama, ada beberapa organ sehat yang harus menerima imbasnya, belum lagi jika sisa-sisa racun tersebut mengendap dalam tubuh, maka dalam jangka panjang bisa mempengaruhi kesehatan.

Obat herbal bertujuan untuk memulihkan fungsi tubuh secara keseluruhan, setelah pulih maka secara harmonis tubuh bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Prinsip pengobatan herbal adalah mengutamakan pemulihan sistem kekebalan tubuh, karena tidak tertuju pada penyakit secara langsung maka proses pengobatan herbal memerlukan waktu yang relatuif lama tapi tanpa resiko.

Padahal sebenarnya pengertian obat tradisional jamu dengan obat herbal memiliki perbedaan. Jamu merupakan bahan obat alam yang masih berupa simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar-akaran yang dikeringkan.

Jamu baru memperoleh pengakuan apabila khasiat dan keamanannya telah dibuktikan berdasarkan pengalaman turun-temurun. Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat setelah lebih dari 3 generasi.

Dengan demikian, pengujian jamu secara alamiah dilakukan sendiri oleh masyarakat penggunanya. Jika sebuah ramuan memang terbukti bermanfaat, masyarakat akan terus mengkonsumsinya. Tetapi sebaliknya, jika tidak bermanfaat atau mengakibatkan efek yang tak dikehendaki, maka jamu tersebut dengan sendirinya tidak akan dapat bertahan di masyarakat.


Jamu yang menjadi obat asli Indonesia

Di dunia farmasi, obat-obatan berbahan herbal yang terklasifikasi sebagai jamu harus dikemas dengan mencantumkan tulisan “JAMU” atau logo berbentuk bulat yang melingkari gambar ranting. Tulisan dsn logo tersebut harus dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok agar mudah dibaca dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari pembungkus, kotak atau brosur untuk kepentingan promosi.

Logo tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen dari ulah produsen obat tradisional atau jamu yang tak bertanggungjawab. Karena jamu juga bisa diproduksi dengan bentuk tablet dan kapsul, diberi nama dan dikemas dengan desain seperti obat-obatan produk luar negeri agar terkesan seperti obat impor, sehingga bisa dijual dengan harga mahal.


Obat asam urat tradisional atau jamu

Logo tersebut juga merupakan “pengaman”, karena untuk mencetak gambar ranting daun yang dilngkari bulatan tersebut, jamu yang diproduksi harus memenuhi kriteria :
  • Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
  • Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
  • Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Saat ini penggunaan obat-obatan berbahan alami sudah memasyarakat, bahkan semakin marak. Selain para penggunanya percaya bahwa obat-obatan herbal hampir tidak memiliki efek samping, bahannya pun mudah didapat sehingga banyak industri besar dan kecil sampai industri rumahan memproduksi obat-obatan herbal, khususnya yang berkualifikasi sebagai jamu.

Pada kenyataannya obat-obatan tradisional atau jamu dan yang berlabel herbal tidak semuanya dibuat dsri tanaman. Sebagian dicampur dengan bahan yang bersumber dari hewan dan mineral. Obat-obatan herbal semacam ini bukannya tidak mungkin akan mendatangkan efek samping bagi penggunanya, apalagi belum melalui proses standarisasi yang dilakukan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

Obat-obatan herbal yang diklasifikasikan sebagai obat tradisional atau jamu menurut sumber dari Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, sampai akhir tahun 2016 sudah terdapat lebih dari 8.000 jenis. Jumlah itu belum terhitung yang masih dalam proses registrasi dan yang diproduksi dalam skala kecil untuk dipasarkan secara lokal.

Jumlah merk jamu yang sedemikian banyak disebabkan “formulanya” memang sudah ada berupa resep obat tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Misalnya obat asam urat dari daun salam yang sudah digunakan lebih dari tiga generasi dan ternyata memang benar-benar telah teruji khasiatnya, produsennya tinggal mengekstrak dan mengemasnya dalam bentuk tablet, kapsul atau cairan. Lalu dipasarkan dengan kemasan yang menarik, penampilannya pun tak berbeda dengan obat-obatan medis yang diimpor dari luar negeri.

Produsen lain juga membuat obat yang sama dengan merk berbeda, hanya saja bahannya mungkin ditambahkan dengan ekstrak daun sambiloto atau daun kumis kucing. Disamping itu masih ada produsen yang mengolahnya dengan cara lebih sederhana, misalnya dibuat sebagai teh herbal daun salam. Lainnya lagi memproduksi daun salam dalam bentuk bubuk, bahkan ada yang menjual daun salam dikeringkan.

Banyaknya variasi bahan obat tradisional dan beragam cara pengolahannya tersebut menyebabkan hadirnya ratusan merk jamu dengan manfaat yang sama.

Obat Herbal Terstandar

Di kalangan dunia pengobatan herbal juga dikenal istilah Obat Herbal Terstandar (Scientificbased Herbal Medicine), artinya obat tersebut adalah hasil produksi dengan standar kriteria yang ditentukan oleh pemerintah. Jika penderita sakit asam urat memilih pengobatan dengan menggunakan obat asam urat herbal, maka disarankan untuk memilih obat dengan kemasan yang menjelaskan sebagai Obat Herbal Terstandar.

Logo Obat Herbal Terstandar berupa tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” dan bulatan yang melingkari gambar 3 pasang jari-jari daun. Logo juga harus ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri wadah /pembungkus/brosur dicetak dengan warna hijau diatas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.

Bahan untuk Obat Herbal Terstandar sebenarnya tak berbeda dengan jamu, tetapi bentuk sediaannya berupa ekstrak diproses dengan bahan dan cara pembuatan yang telah terstandarisasi. Selain itu obat herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas, kisaran dosis, farmakodinamik dan teratogenik (keamanan terhadap janin).

Meski telah teruji secara praklinis, herbal terstandar tersebut belum dapat diklaim sepenuhnya sebagai obat. Tetapi konsumen dapat mengkonsumsinya karena telah terbukti aman dan berkhasiat. Produk herbal terstandar yang beredar di pasaran saat ini sudah cukup banyak dan bisa diperoleh di apotik dan toko-toko obat.

Obat asam urat dari herbal terstandar

Seperti pada produk Jamu, logo Obat Herbal Terstandar dimaksudkan untuk memberitahu konsumen, bahwa obat dengan logo tersebut telah memenuhi kriteria :
  • Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
  • Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik
  • Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi

Label Obat Herbal Terstandar menjamin bahwa khasiat obat tersebut telah didukung oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik berupa uji toksisitas akut maupun kronis, diproduksi berdasarkan standar pembuatan ekstrak tanaman obat dan standar pembuatan obat tradisional yang higienis. Sehingga untuk mengkonsumsinya dijamin lebih aman, karena kualitasnya lebih terjamin.

Obat Herbal Terstandar yang telah teregistrasi sampai akhir tahun 2016 hanya sebanyak 45. Jumlah ini sangat kecil bila dibandungkan dengan obat tradisional atau jamu yang mencapai lebih dari 8000. Hal ini disebabkan keamanan dan khasiat untuk kategori Obat Herbal Terstandar harus dibuktikan melalui tahapan uji pra-klinik, sementara jamu berdasarkan pengujian secara empiris.

Fitofarmaka

Kriteria lebih tinggi adalah Fitofarmaka, predikat ini diberikan pada sediaan bahan obat-obatan herbal yang telah melalui beberapa tahap pengembangan, yakni :

  • Uji praklinik yang menentukan keamanan melalui uji toksisitas dan menentukan khasiatnya melalui uji farmakodinamik.
  • Standarisasi secara sederhana.
  • Teknologi Farmasi yang menentukan identitas secara seksama sampai dapat dibuat produk yang terstandarisasi.
  • Uji klinik pada orang sakit atau orang sehat.
Fitofarmaka ditandai dengan logo bulatan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna mencolok lainnya yang melinkari gambar jari-jari daun. Penempatannya dalam kemasan produk terletak pada bagian atas sebelah kiri atas agar mudah diketahui konsumen. Tetapi pada kenyatannya banyak konsumen obat-obatan berbahan herbal yang tidak bisa membedakan antara jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.


Obat asam urat fitofarmaka

Obat herbal dengan kategori fitofarmaka hanya sebanyak 8 yang teregistrasi sampai akhir 2016. Jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan obat herbal terstandar, apalagi jika dibandingkan dengan obat tradisiomal atau jamu yang mencapai 8000 jenis. Keamanan dan khasiat fitofarmaka harus dibuktikan melalui tahapan uji klinik dengan melakukan percobaan terhadap manusia.

Sehingga selain memerlukan proses pembuatannya memerlukan peralatan berteknologi modern dan tenaga ahli, juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Karena itu fitofarmaka dianggap setara dengan obat-obatan modern dan beberapa hanya bisa dibeli di apotik dengan menggunakan resrp dokter.

Idealnya, obat-obatan herbal yang dimulai dari obat tradisional atau jamu dapat dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandar, Sedangkan obat-obatan herbal yang telah teregistrasi sebagai Obat Herbal Terstandar dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga menjadi fitofarmaka.

Dibandingkan dengan obat asam urat modern buatan pabrik farmasi yang menggunakan bahan kimia sintetis, obat asam urat herbal memiliki konsep pengobatan yang berbeda. Konsep pengobatan modern berangkat dari pendapat bahwa penyakit disebabkan oleh virus, bakteri atau mikro organisme pembawa penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Tujuan obat-obat modern adalah untuk membunuh penyebab dari luar tersebut, sehingga organ atau bagian tubuh penderita yang terserang bisa menjadi pulih kembali seperti semula. Obat-obatan modern tersebut diproduksi dalam bentuk generik dan bermerk, dijual di apotik dan untuk mendapatkannya harus didasarkan pada resep dokter.

Sedangkan konsep pengobatan herbal berpijak dari prinsip bahwa seseorang menderita sakit akibat lemahnya sistem imun atau kekebalan tubuh, sehingga tidak bisa mengantisipasi virus, bakteri, kuman dan segala mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Prinsip pengobatan herbal adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh manusia, sehingga dapat menolak masuknya unsur-unsur dari luar tersebut.

Perbedaan yang menyangkut bahan dan dampak penggunaan antara obat modern dengan obat herbal secara umum lebih mudah dipahami. Jika obat modern  berasal dari Barat, obat-obatan herbal berasal dari Timur. Obat-obatan modern menggunakan bahan kimia sintetis untuk mengobati gejala penyakit dan bersifat antibiotik, sedangkan obat-obatan herbal menggunakan bahan alami tumbuhan untuk mengobati sumber penyakit dan bersifat probiotik.

Perbedaan terpenting adalah jika penggunaan obat-obatan modern bisa beresiko menimbulkan efek samping, pada umumnya obat-obatan herbal tidak menimbulkan efek samping tetapi proses pengobatannya memerlukan waktu yang relatif lama karena prinsipnya adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Targetnya agar tubuh yang sedang sakit itu mampu mengobati dirinya sendiri secara alamiah.

Pada kenyataannya tidak setiap penderita sakit asam urat bisa mengkonsumsi obat asam urat herbal, karena beberapa obat herbal dengan bahan dan dosis tertentu mungkin bisa menimbulkan reaksi bagi para penderita penyakit lambung. Terhadap kasus seperti ini perlu dilakukan penyesuaian dosis atau bahkan mengganti obat asam urat dengan bahan herbal yang sesuai.


Artikel terkait Obat Asam Urat dari Bahan Herbal :


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More